700 Ribu Tali Asih Untuk Karyawan Borong PTPN I Regional 7 

LAMPUNG---Ditengah kebahagiaan karyawan PTPN 1 Regional 7 mendapatkan tambahan Bantuan Uang Perayaan Keagamaan diluar Tunjangan Hari Raya 1445/2024. Hal ini berbanding terbalik dengan nasib para karyawan borong yang menerima Rp700 ribu Tali Asih pengganti uang THR. 

Zupri salah satu Karyawan Borong dari ratusan bahkan ribuan, masyarakat yang menggantungkan hidupnya bekerja di kebun karet  milik PTPN I Regional 7, harus pasrah mendapatkan uang Tali Asih (THR) sebesar Rp700 ribu, Jumat (5/4).
 
Tali Asih harapan terakhir kami setelah gaji untuk keperluan meyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H, kata Zupri, saat membuka isi amplop yang tertulis namanya beberapa hari lalu. 

"Tadinya dah kebayang ada tabambahan Rp.1 juta dari gaji, seperti tahun lalu (2023), bisa buat beli baju anak-anak dan ongkos kereta ke Palembang. Nah Bukan nambah, malah kurang", ungkap bapak dua anak yang sudah 4 tahun bekerja bergelut dengan getah karet. 

"Tali Asih merupakan pengganti uang Tunjangan Hari Raya. Tali Asih diberikan vendor penyedia tenaga karyawan borong", jelas Sunaryo Ketua Perkumpulan Karyawan Borong dan PKWT (BKBP).

Kami menerima pengaduan  teman-teman Borong dari Lampung, Sumsel dan Bengkulu.  

Saya sudah sampaikan cobalah kalian tanyakan baik-baik kepada mandor atau asisten  kenapa nilai tali asihnya berkurang. 

"Ini dampak dari target produksi yang tidak mencapai, jadi perusahaan kesulitan keuangan. Masih mau kerja kan kalian", kutipan  jawaban Asisten dan Mandor, yang disampaikan mereka ke saya, ungkap Suparno.

Teman-teman hanya bekerja berdasarkan perintah mandor sebagai perpanjangan tangan Asisten, mana tau produksi tak tercapai dan kondisi perusahaan. Kalau kondisi keuangn 

Idealnya pihak vendor dihadirkan bersama-sama memberikan penjelasan yang gamblang mengapa dana berkurang dari tahun sebelumnya.
 
Ia, menambahkan manajemen PTPN I Regional 7 seharusnya tegas pada vendor yang menaungi karyawan borong, karena “Tali Asih” dari tahun ke tahun selalu bermasalah. Dan idealnya tali asih setiap tahun mengalami kenaikan, melihat dari komponen harga bahan pokok yang tiap tahun naik. 

“Bagaimana evaluasi pihak manajemen kepada vendor, diindikasi ada “main mata” vendor dan manajemen, karena tidak ada perbaikan dari tahun ke tahun. Cobalah para petinggi dapat merasakan nasib karyawan bawah bagaimana susahnya mereka memenuhi kebutuhan Idul Fitri, dana Tali Asih menjadi harapan,”Suparno. 
Para karyawan berharap pihak manajemen dapat meninjau kembali kebijakan tersebut dan mengembalikan dana tali asih ke jumlah semula.(*).

Related Posts